Breaking News

Bakal Ada Saingan Baru untuk Pertamina dalam Distribusi Avtur?


Saat ini distribusi avtur untuk maskapai nasional yang melayani penerbangan domestik masih dikuasai oleh pemain tunggal, yaitu Pertamina. Walhasil, ada tudingan monopoli yang disematkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu. Apalagi, Pertamina cenderung memberikan harga avtur yang lebih tinggi ketimbang pemain lain.
 
Itu salah satu hal yang digarisbawahi oleh Presiden Jokowi terkait tingginya harga avtur saat ini. Seperti dilansir cnnindonesia.com (12/02/19), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini ada banyak pemain dalam bidang distributor bahan bakar minyak (BBM) jenis avtur yang siap menyaingi PT Pertamina (Persero) bila pintu distribusi avtur dibuka oleh pemerintah.

"Pasti banyak yang mau, 'ngantri' semua. Saya pastikan, meski saya belum tahu, tapi bisa saya pastikan (banyak yang siap bersaing dengan Pertamina)," ucap Jokowi usai menghadiri acara hari ulang tahun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ke-50 di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (11/2).

Kebijakan membuka pintu distribusi bagi pemain lain akan diambil Jokowi bila Pertamina tak bisa memenuhi permintaannya untuk menurunkan harga Avtur yang dijual ke maskapai nasional. Bahkan, Jokowi mengatakan bakal mendengar jawaban langsung dari Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Istana Negara pada hari ini, Selasa (12/2).

"Pilihannya hanya satu, harganya bisa sama dengan harga internasional tidak? Kalau tidak bisa, saya akan masukkan kompetitor lain, sehingga terjadi kompetisi," katanya.

Di sisi lain, menurutnya, pembukaan pintu distribusi Avtur kepada pemain lain tak hanya berpotensi menekan harga BBM tersebut, namun juga mendongrak daya saing Pertamina. "Harus ada kompetisi, kalau ada maka persaingan jadi sehat, itu akan menciptakan efisiensi di semua cost (pengeluaran)," terangnya.

Sebelumnya, kepala negara ingin membuka pintu distribusi bagi pemain lain lantaran Pertamina dianggap melakukan monopoli di distribusi Avtur. Menurut catatan Jokowi, harga Avtur yang dijual perusahaan minyak raksasa nasional itu lebih tinggi sekitar 30 persen dibandingkan distributor lain yang menjual Avtur untuk penerbangan ke luar negeri.

"Jadi kalau harganya sama, itu seharusnya ada daya saing, ada competitiveness," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi ingin Pertamina bisa menurunkan harga Avtur lantaran komponen BBM menyumbang sekitar 40 persen dari total tarif pesawat untuk penerbangan domestik. Alhasil, ketika harga Avtur tinggi, maka akan langsung mempengaruhi tarif tiket pesawat.

Sementara mahalnya tarif tiket pesawat tengah dikeluhkan oleh banyak pihak, mulai dari masyarakat hingga kalangan industri perhotelan dan restoran. Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menilai tarif tiket pesawat yang mahal akan membuat masyarakat urung melancong ke sebuah daerah dan membuat okupansi hotel di daerah merosot.

Hal itu lebih lanjut akan berdampak pada kontribusi pertumbuhan nasional dari sektor ini. Padahal, sektor wisata diharapkan bisa meningkat terus lantaran menjadi salah satu tulang punggung penghimpunan devisa.

"Dengan avtur dan tarif tiket pesawat (domestik) yang mahal, padahal tiket ke luar negeri lebih murah, maka itu akan lebih dipilih masyarakat dan membuat devisa lari ke luar negeri. Ini juga membuat sektor hotel dan restoran turun," katanya.
 
 
 
 

Tidak ada komentar