Ironi Rokok di Keluarga Miskin : Buruk Bagi Kesehatan Namun Jadi Prioritas Kedua Setelah Beras
Dampak konsumsi rokok di Indonesia sudah sampai pada tingkat yang dinilai sangat mengkhawatirkan. Telah diketahui bahwa kebiasaan merokok dapat menyebabkan dampak kesehatan yang buruk dalam jangka panjang.
Hasil studi yang dilakukan oleh Forum Warga Kota Jakarta memperlihatkan rokok sudah menjadi prioritas belanja masyarakat Indonesia yang kedua setelah beras, khususnya di keluarga miskin. Hasil studi juga menunjukkan perokok terbanyak berasal dari keluarga miskin yakni sebesar 70 persen.
"Berdasarkan temuan ini sudah seharusnya pemerintah memiliki perhatian besar pada upaya pencegahan dan dampak penggunaan produk tembakau," kata Azas Rigor Naingolan, salah satu Aktivis Antirokok, saat dijumpai di daerah Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
Rigor menambahkan kondisi ini terjadi akibat merokok sudah dijadikan perilaku yang normal-normal saja. Selain itu publik juga banyak yang menjadikan industri rokok sebagai 'pahlawan' sebab cukainya dipergunakan untuk menutupi defisit BPJS Kesehatan.
"Kenyataannya, pemasukan cukai rokok untuk BPJS hanya sekitar Rp 150 triliun. Padahal pengeluarannya mencapai Rp 600 triliun untuk biaya pengobatan penyakit yang disebabkan oleh rokok," tambahnya.
Untuk itu, Rigor menyarankan agar upaya pengendalian harus terus dilakukan terhadap rokok agar tidak merugikan masyarakat salah satunya dengan membuat harga rokok atau produk tembakau setinggi dan semahal mungkin. Demikian seperti dilansir detik.com (11/01/2019).
Tidak ada komentar