Breaking News

Membuka Kenangan Masa Lalu dengan Melihat Majalah Jadul



Popularitas majalah cetak memang kian lesu terutama setelah internet lahir. Namun hal itu justru dilihat sebagai kesempatan untuk Karima.

Karima adalah salah seorang pemilik ICO Gallery yang menghimpun majalah dari zaman sebelum Indonesia merdeka, sekitar awal 1940an.

"Om, mama, tante suka koleksi buku lama, koran, majalah, dan sebagainya. Awalnya filateli, tapi lama-lama merambat koleksi buku," terang Karima yang ditemui di The 90's Festival, Jakarta, pada Sabtu (10/11).

Dari ratusan tumpukan buku dan majalah yang digantung dalam gerainya di The 90's Festival, terlihat dominasi majalah remaja wanita seperti ANEKA dan GADIS yang populer pada zamannya.

Meski sampulnya telah berubah warna jadi kuning kecokelatan dan beberapa bintang sampulnya sudah wafat, majalah itu masih punya nilai jual.

"Yang beli banyak sih, terutama di usia 28 tahun kali ya. Mereka beli untuk nostalgia zaman masih kecil," ucapnya.

Karima butuh waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan karyanya. Tapi diakuinya tak semua koleksi ia rela untuk jual.

"Ada yang kita enggak mau jual, misalnya peta Jakarta zaman dulu atau peta-peta unik lainnya kita simpan sendiri," kata Karima.

Telaten koleksi barang jadul itu ia sebut sebagai hobi yang berujung nafkah.

Segala koleksi yang dimilikinya dipajang di galeri buatan keluarganya, ICO Gallery di Malang. Tak mau ketinggalan, media sosialpun jadi ruang Karima untuk berdagang.

Hingga kini Karima masih telaten mengkoleksi majalah jadul. Harapannya majalah yang ia beli sekarang bisa menjadi barang langka berpuluh tahun kemudian. Untuk itu Karima tak sembarang pilih majalah.

"Waktu beli, saya pilih-pilih juga. Terutama pilih yang kualitas kertasnya bagus jadi kalau dijual puluhan tahun lagi kondisinya bagus," jelasnya sambil menunjukkan novel Lupus yang diakuinya banyak ditawar orang. [cnnindonesia]

Tidak ada komentar